Langsung ke konten utama

FBR Ikut Serta Gerakan Apel Akbar Jaga Jakarta - Jaga Indonesia Suarakan Pemilu Damai

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA, - Ribuan massa dari berbagai organisasi kemasyarakatan di DKI Jakarta berkumpul di Monas, untuk mengikuti giat Gerakan Apel Akbar Para Ulama, Tokoh, dan Masyarakat Jakarta. 
Gerakan Apel Akbar tersebut diselenggarakan untuk menyerukan pemilu 2024 berlangsung aman, damai, jujur, dan akuntabel, tanpa intimidasi atau diskriminasi. Komitmen itu disampaikan para Ulama, Tokoh, hingga Pimpinan ormas se-DKI Jakarta dalam apel akbar yang bertema JAGA JAKARTA - JAGA INDONESIA. Sabtu, (27/1/2024) 

Gerakan Apel Akbar yang dihadiri 10 ribu anggota ormas dari gabungan ormas se-DKI Jakarta, Forkabi, Laskar Merah Putih, FBR, Kaliber, Jager, PPBNI, Satgas Banten Kesti TTKKDH, GMBI, GMKB, KBPP Polri, menyatakan siap menjaga Pemilu 2024 berlangsung aman dan damai.
Turut dihadiri K.H. Yusuf Aman, K.H. Zaenal Arifin, Hamdi Mashuri Mut, K.H ABD Rojak, K.H. Nur Hasan, K.H Mursalih, Kyai Rohimin Himasal, K.H Ahmad Yani, Kyai A Syaikullslam, Kyai Syarif Cahyono, dan lainnya.  

Acara diisi pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, hadroh, tausyiah, hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara yang berlangsung dengan tertib juga dihadiri Habib Hamid bin Umar Alhamid. Selama acara yang berlangsung di seputaran Patung Kuda, Monas, para peserta apel akbar meneriakkan yel-yel JAGA JAKARTA - JAGA INDONESIA. Hujan yang turun sejak pagi hari, tidak menyurutkan para peserta untuk tetap mengikuti acara.
Mereka mendukung mendukung dan mengawal penuh diselenggarakannya Pemilu yang berlangsung aman, damai, jujur, dan akuntabel, tanpa intimidasi atau diskriminasi, serta menolak adanya isu-isu yang memecah belah bangsa. 

Gerakan Apel Akbar ini adalah bentuk pengawalan para ulama, tokoh dan masyarakat terhadap isu-isu yang kurang berbobot, termasuk pemakzulan presiden menjelang pemilu 2024. 
Mereka mengatakan keperihatinan dengan perjalanan demokrasi menjelang pemilu tahun 2024, yang banyak dinarasikan adanya intimidasi, diskriminasi kepada peserta pemilu tahun 2024.
Koordinator Gerakan Apel Akbar H.Agus Salim, SE menduga ada gerakan politik jelang pemilu 2024, yang berujung pada kepentingan pribadi.  

“Melihat hal tersebut kami sebagai ulama, tokoh dan masyarakat, serta seluruh anggota ormas Jakarta terpanggil untuk melakukan edukasi serta ajakan kepada masyarakat, untuk melaksanakan dan mensukseskan pelaksanaan pemilu tahun 2024 dengan damai tanpa hoaks, tanpa intimidasi bahkan diskriminasi,” ujarnya.
Ribuan peserta mendukung penuh pemerintahan Presiden Joko Widodo sampai dengan akhir periode. Untuk itu, pihaknya berkomitmen melawan segala isu yang berkaitan dengan pemakzulan Presiden Jokowi. 

Sebab, menurutnya, Presiden Jokowi sudah menjalankan pemerintahan, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. "Tidak ada isu konstitusional yang dilanggar oleh Presiden. Kami komitmen untuk menjaga Pemilu 2024 aman dan damai. Khususnya di DKI Jakarta," ucapnya menegaskan.
Gerakan Apel Akbar yang dijaga ketat ribuan personel kepolisian ini juga merupakan bentuk komitmen seluruh elemen masyarakat untuk menghadirkan pesta demokrasi yang damai dan diselimuti suasana riang gembira. 
H.Agus Salim menambahkan, meski bangsa Indonesia telah dewasa dalam berdemokrasi, pemilu masih berpotensi menimbulkan sejumlah risiko dan ketegangan di masyarakat. 

"Karena itu, di sinilah peran dan kontribusi organisasi kemasyarakatan sangat diperlukan terutama dalam menjaga keamanan, ketertiban di Jakarta. Jaga Jakarta - Jaga Indonesia," katanya.
H.Agus Salim yang juga Ketua Laskar Merah Putih DKI Jakarta meyakini bangsa Indonesia telah dewasa dalam berdemokrasi dan siap menyongsong pemilu serentak tahun 2024. Karena itulah, masyarakat Indonesia tidak boleh terbelah karena pemilu. Selain itu, lompatan bangsa Indonesia menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan. 
"Perbedaan pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar, adu argumentasi, adu argumen itu juga wajar. Yang penting dan paling utama persatuan, kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama," ujarnya. 

"Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu, kedamaian juga tidak boleh koyak karena pemilu. Dan, lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan. Mari kita bersama-sama Jaga Jakarta - Jaga Indonesia,” tambahnya.
H.Agus berharap, siappun pemimpin yang terpilih dapat membawa bangsa Indonesia lebih maju dan sejahtera. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imam Besar FBR: Kami akan Bergerak, Bila Budaya Betawi Tidak Ada di RUU Daerah Khusus Jakarta

SUARAKAUMBETAWI Jakarta,- Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang sedang digarap oleh Badan Legislasi Nasional (Balegnas) menandakan terjadinya perubahan dalam sistem pemerintahan daerah, yang terkait erat dengan situasi politik nasional.                                                                            Menurut Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR), KH. Lutfi Hakim, sejak Jakarta ditetapkan sebagai Ibukota Negara, tujuh presiden dan tiga orde sudah dilalui, terdapat 9 (sembilan) kali perubahan yang bersifat pokok terhadap sistem pemerintahan daerah pasca kemerdekaan, serta 5 (lima) kali perubahan yang berkaitan dengan undang-undang pemerintahan Provinsi Jakarta. “Selama ini perubahan undang-undang Pemerintahan Jakarta, tidak pernah menyertai Betawi maupun budayanya sebagai bagian yang penting untuk menghadapi perubahan itu sendiri. Padahal sudah jelas kalau masyarakat Betawi merupakan penduduk inti kota Jakarta,” jelas Kyai Lutfi.            

KH Lutfi Hakim Menyambut Baik Pembangunan Tugu Golok Cakung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Golok Cakung berdasarkan SK Gubernur Nomor 91 Tahun 2022 telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkannya kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2024 berencana membangun Tugu Golok Cakung yang berlokasi di Jalan Raya Hamengkubuwono IX (dahulu Jalan Raya Bekasi) RT 002/02 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Lokasi tersebut merupakan hasil rapat pada hari Senin (19/8) di kantor Kecamatan Cakung yang dipimpin oleh Camat Cakung. Turut hadir dalam rapat itu, utusan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kebudayaan Kotamadya Jakarta Timur, Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Ketua Forkabi Jakarta Timur, Ketua Gardu FBR setempat dan beberapa tokoh Betawi kampung Cakung selaku pemilik, pecinta dan simpatisan golok Cakung. Menurut Kyai Lutfi Hakim, pemilihan lokasi tugu tersebut tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah,