SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung, dianugerahi gelar kehormatan adat betawi atau gelar Abang oleh Majelis Kaum Betawi. Gelar tersebut disematkan langsung oleh mantan Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo (Foke).
Penyematan dilaksanakan di aula pondok pesantren Al-Hamid, Cilangkap Munjul, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/2). Foke, yang merupakan Ketua Dewan Adat Majelis Kaum Betawi, menyematkan pin kuku macan ke baju beskap yang dikenakan Pramono.
Adapun keputusan pemberian gelar Abang kepada Pramono sesuai surat keputusan Wali Amanah Majelis Kaum Betawi Nomor 04/KPTS/WA MKB/1/2025 tentang pemberian gelar kehormatan adat betawi kepada Pramono Anung Wibowo.
Usai penyematan, Foke menyampaikan bahwa kuku macan yang diberikan kepada Pramono merupakan simbol keberanian.
“Ini kuku macan beneran nih, ini biasanya yang make orang yang udah bisa menaklukkan macan. Mesti berani orangnya,” ujar dia usai penyematan.
Foke pun ingin Pramono selanjutnya dipanggil Bang Anung usai menyandang gelar Abang.
“Oleh karenanya, saya belum sebut tadi namanya, nama panggilannya yang nanti kita akan umumkan secara resmi Bang Anung dan Bang Doel. Hari ini, Bang Anung, keluar dari sini namanya Bang Nung,” tuturnya.
Atas pemberian gelar kehormatan ini, Pramono menyampaikan terima kasihnya. Ia merasa tak menyangka akan dipanggil Bang Anung.
“Saya berterima kasih atas gelar ataupun predikat yang diberikan sebagai Abang. Saya gak nyangka disebut Anung karena Anung ini hanya orang tua saya yang menyebut pada waktu saya kecil, ketika saya SMP, SMA,” ujarnya usai penyematan.
KH. Lutfi Hakim, sebagai Ketua Umum FBR, memiliki komitmen yang kuat terhadap pelestarian budaya Betawi dan penguatan identitas masyarakat Betawi di tengah arus globalisasi. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian Pramono Anung dan berharap agar gelar yang diterima dapat menjadi motivasi bagi semua tokoh Betawi untuk terus berkontribusi positif bagi masyarakat. KH. Lutfi menekankan pentingnya kolaborasi antara tokoh adat, pemerintah, dan masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya Betawi. Ia menyampaikan, “Budaya kita adalah identitas kita. Mari kita jaga dan lestarikan bersama.”
Acara tersebut menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pelestarian budaya Betawi. Dengan dukungan semua elemen, baik dari tokoh masyarakat, pemuka agama, maupun generasi muda, diharapkan budaya Betawi akan tetap hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman yang terus berubah. Melalui kerjasama dan komitmen bersama, budaya Betawi akan semakin dikenal dan dihargai, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di seluruh Indonesia.
Komentar
Posting Komentar