SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Ketika tiba di kota ini, hati saya membuncah. Senang, haru, bahagia, sedih, dan pelupuk mata seketika berair, meski sangat tipis. Yang terlintas dalam benak saya ketika menjejakkan kaki di kota Thaif pada hari Ahad (25/2) adalah tentang Rasulullah yang ditolak kehadirannya oleh penduduk Thaif. Sebelum beliau hijrah di Madinah, Thaif menjadi pilihan beliau. Dalam kesempatan tersebut, pertama saya menziarahi Makam Sahabat Abdullah Ibnu Abbas, yang merupakan sepupu sekali Rasulullah dan periwayat hadits terbanyak. Abdullah lbnu Abbas lebih memilih hidup berdedikasi dan tinggal di Thaif sampai akhir hayatnya, demi kelangsungan dakwah islamiyah di sana. Akhirnya atas jasanya diabadikan dengan dibangunnya masjid, perpustakaan dan makam Abdullah Ibnu Abbas. Kedua, Masjid Kou, yakni tempat peristirahatan Rasullullah, dimana sebuah batu yang direbahi beliau dengan bertumpu pada siku dan tangan, akhirnya batu tersebut menjadi empuk dan m...