Suarakaumbetawi.com Jakarta, - Di antara tinggi menjulangnya gedung-gedung pencakar langit di Singapura, terdapat sebuah makam di atas sebuah gundukan tanah yang cukup tinggi di Jalan Palmer No. 37 (Palmer Road). Di situlah terbaring jasad Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi, seorang tokoh Islam Singapura.
Saya ditemani Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Forum Betawi Rempug (FBR) Jakarta Barat, Haji Mudjamil, Bang Iwan dan Bang Hendra pada hari Jum’at (18/8) menziarahi makam Habib Noh. Dari hotel tempat menginap, kami menggunakan MRT untuk sampai di sana.
Masjid yang berada di sekitar makam Habib Noh bernama Masjid Haji Muhammad Saleh. Haji Muhammad Saleh ini merupakan sahabat dan (sekaligus) murid Habib Noh yang berasal dari Betawi— yang membangun masjid tersebut setahun setelah Habib Noh wafat.
Habib Noh, konon, lahir di atas kapal, sekitar tahun 1788. Kedua orang tuanya saat itu dalam perjalanan dari Hadramaut, Yaman, ke Kedah (saat ini termasuk Malaysia). Hal ini diceritakan dalam diceritakan dalam buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir.
Dalam perjalanannya itu, petir menggelegar, hujan turun dengan deras. Karena itulah, Habib Muhammad bernazar jika putranya lahir, ia akan memberinya nama Noh.
Sementara itu, Sayyid Abbas Al-Habsyi menyebut Habib Noh lahir di Kedah, sedang Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu mencatatnya lahir di Pulau Pinang. Pulau ini mulanya masuk dalam Kesultanan Kedah sebelum dipisah oleh Inggris pada tahun 1786.
Syekh Hasan Al-Khatib, juru kunci terdahulu, menceritakan bahwa Habib Noh merupakan orang yang alim. Tetapi, ia tidak menunjukkan kepandaiannya itu dengan mengenakan jubah, bertasbih, dan berserban. Ia lebih senang membantu meringankan beban masyarakat dengan mengobati yang sakit dan memberi makan yang lapar.
Habib Noh juga gemar menonton wayang Cina. Bahkan, ia duduk di posisi paling depan. Meskipun tidak mengerti dialek Cina, Habib Noh paham seluruh isi cerita.
Makamnya saat ini merupakan tempat riyadlah-nya Habib Noh. Haji Sa'don, dalam buku Lambang Terukir: dalam Mengisahkan Manaqib Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi yang Syahir menceritakan bahwa Habib Noh berjalan kaki untuk berkhalwat di atas Bukit Palmer (Mount Palmer) dari kediamannya di Marang Road, berdekatan dengan Masjid Temenggong. Saat itu, bukit tersebut masih dikelilingi hutan yang berdekatan dengan laut.
Semoga kita mampu mewariskan semangat dan keteguhan Habib Noh di dalam melaksanakan dakwah, amiiiin.(Red)
Komentar
Posting Komentar