Langsung ke konten utama

Catatan Imam Besar FBR Saat Ziarah ke Thaif

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Ketika  tiba di kota ini, hati saya membuncah.  Senang, haru, bahagia, sedih, dan pelupuk mata  seketika berair, meski sangat tipis. Yang terlintas dalam benak saya ketika menjejakkan kaki di kota Thaif pada hari Ahad (25/2) adalah tentang Rasulullah yang ditolak kehadirannya oleh penduduk Thaif. Sebelum beliau hijrah di Madinah, Thaif menjadi pilihan beliau.

Dalam kesempatan tersebut, pertama saya menziarahi Makam Sahabat Abdullah Ibnu Abbas, yang merupakan sepupu sekali Rasulullah dan periwayat hadits terbanyak. Abdullah lbnu Abbas lebih memilih hidup berdedikasi dan tinggal di Thaif sampai akhir hayatnya, demi kelangsungan dakwah islamiyah di sana. Akhirnya atas jasanya diabadikan dengan dibangunnya masjid, perpustakaan dan makam Abdullah Ibnu Abbas.

Kedua, Masjid Kou, yakni tempat peristirahatan Rasullullah, dimana sebuah batu yang direbahi beliau dengan bertumpu pada siku dan tangan, akhirnya batu tersebut menjadi empuk dan meninggalkan bekas tangan dan siku Rasulullah SAW.

Ketiga, tidak jauh dari Masjid Kou, terdapat Masjid Adas, yakni masjid historis atas masuk islamnya seorang budak nasrani sebagai tukang kebun anggur di Thaif.

Dalam catatan sejarah, Rasulullah berdakwah di Thaif ditantang dan dilempari batu oleh penduduk Thaif sampai Rasulullah berdarah, yang akhirnya beliau berhenti di sebuah kebun anggur.

Melihat Rasulullah kelelahan, akhirnya Adas si tukang kebun anggur merasa kasihan dan memberikan setenteng buah anggur. Rasulullah pun menerimanya dan memakannya dengan terlebih dahulu mengucap Bismillah.

Melihat kejadian itu, Adas merasa heran dan kaget atas di luar kebiasaan cara makan penduduk setempat, dalam benak Adas berarti ini adalah orang asing, sehingga terjadilah dialog sebagai berikut :

Addas : Anda asli dari mana?
Rasulullah : Saya asli penduduk Mekkah.

Adas : Kalau saya adalah asli penduduk Minawa, dan saya adalah nasrani.
Rasulallah : Anda kenal dengan Yunus Bin Mata di Minawa? (Adas pun bertambah kaget, kenapa orang ini  mengenal Yunus Bin Mata di Minawa.

Rasulullah : Yunus Bin Mata adalah saudara saya, saudara sebagai sesama nabi. Saya adalah Muhammad dari Mekkah.
(Mendengar ucapan itu, Adas langsung memeluk Rasulullah sambil menangis terharu dan langsung masuk islam dengan mengucap dua kalimah syahadah)

Demikian sekadar catatan singkat perjalanan di sekitar kota Thaif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FBR Ikut Serta Gerakan Apel Akbar Jaga Jakarta - Jaga Indonesia Suarakan Pemilu Damai

SUARAKAUMBETAWI | JAKARTA, - Ribuan massa dari berbagai organisasi kemasyarakatan di DKI Jakarta berkumpul di Monas, untuk mengikuti giat Gerakan Apel Akbar Para Ulama, Tokoh, dan Masyarakat Jakarta.  Gerakan Apel Akbar tersebut diselenggarakan untuk menyerukan pemilu 2024 berlangsung aman, damai, jujur, dan akuntabel, tanpa intimidasi atau diskriminasi. Komitmen itu disampaikan para Ulama, Tokoh, hingga Pimpinan ormas se-DKI Jakarta dalam apel akbar yang bertema JAGA JAKARTA - JAGA INDONESIA. Sabtu, (27/1/2024)  Gerakan Apel Akbar yang dihadiri 10 ribu anggota ormas dari gabungan ormas se-DKI Jakarta, Forkabi, Laskar Merah Putih, FBR, Kaliber, Jager, PPBNI, Satgas Banten Kesti TTKKDH, GMBI, GMKB, KBPP Polri, menyatakan siap menjaga Pemilu 2024 berlangsung aman dan damai. Turut dihadiri K.H. Yusuf Aman, K.H. Zaenal Arifin, Hamdi Mashuri Mut, K.H ABD Rojak, K.H. Nur Hasan, K.H Mursalih, Kyai Rohimin Himasal, K.H Ahmad Yani, Kyai A Syaikullslam, Kyai Syarif Cah...

KH Lutfi Hakim Menyambut Baik Pembangunan Tugu Golok Cakung

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Golok Cakung berdasarkan SK Gubernur Nomor 91 Tahun 2022 telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk melestarikan dan mengenalkannya kepada masyarakat, Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2024 berencana membangun Tugu Golok Cakung yang berlokasi di Jalan Raya Hamengkubuwono IX (dahulu Jalan Raya Bekasi) RT 002/02 Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Lokasi tersebut merupakan hasil rapat pada hari Senin (19/8) di kantor Kecamatan Cakung yang dipimpin oleh Camat Cakung. Turut hadir dalam rapat itu, utusan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kebudayaan Kotamadya Jakarta Timur, Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Ketua Forkabi Jakarta Timur, Ketua Gardu FBR setempat dan beberapa tokoh Betawi kampung Cakung selaku pemilik, pecinta dan simpatisan golok Cakung. Menurut Kyai Lutfi Hakim, pemilihan lokasi tugu tersebut tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah,...

Ini Alasan Kenapa FBR Dukung Paslon Ganjar-Mahfud

SUARAKAUMBETAWI | Jakarta,- Forum Betawi Rempug (FBR) ada bukan semata-mata karena faktor politik, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan kearifan lokal. Sejak didirikan pada tanggal 29 Juli 2001 silam, FBR tidak ingin kasus yang terjadi pada suku Aborigin di Australia menimpa masyarakat Betawi, atau kasus yang terjadi pada suku Indian di Amerika dialami bangsa Indonesia, sehingga banyak persoalan sosial yang dikerjakan FBR.  Mulai dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pembinaan sektor ekonomi, mendorong eksistensi kebudayaan Betawi, hingga penguatan masyarakat Betawi di mata hukum. Tidak ada yang lain, selama 23 tahun berdiri FBR masih memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi, yang dahulu tertindas secara struktural ataupun kultural. FBR membuktikan itu, masih dan akan tetap menjadi garda terdepan untuk kepentingan masyarakat Betawi seperti sebuah idiom yang menjadi slogan FBR, yakni "Menjadi Jawara dan ...