SUARAKAUMBETAWI | Jakarta, - Jakarta bergetar, emosi umat bergejolak. Ketika nama suci Rasulullah SAW dan Siti Khadijah RA diseret dalam pernyataan yang penuh penghinaan oleh Suswono, calon wakil gubernur pendamping Ridwan Kamil, seluruh umat Islam di negeri ini terluka. Pernyataan yang merendahkan Rasulullah sebagai “pemuda pengangguran” di hadapan Siti Khadijah RA sungguh sebuah penghinaan yang tak termaafkan.
Apakah ini hanya candaan? Bagi kita yang menjunjung tinggi martabat Islam, ini jauh dari sekadar humor. Pernyataan ini bukan hanya menyimpang, tetapi juga menistakan nilai suci yang dipegang teguh oleh umat Islam. Kita sudah pernah menyaksikan kasus serupa di masa lalu, seperti yang dialami oleh Ahok. Namun kali ini, luka yang ditorehkan lebih dalam, merendahkan sosok yang kita cintai dan hormati.
Kini, kasus ini telah sampai ke Bawaslu DKI Jakarta. Namun, alih-alih transparan, Bawaslu justru menggelar proses klarifikasi secara tertutup. Ketua Umum Betawi Bangkit, David Darmawan, mengecam keras sikap Bawaslu yang terkesan enggan terbuka kepada publik. “Bawaslu harus terbuka, jangan sampai ada kesan mereka melindungi atau berpihak! Ini soal akidah, bukan politik belaka,” tegas David. Keterlibatan pers pun seolah dipinggirkan, sementara para pendukung Suswono justru diberi akses. Hal ini jelas menciptakan kesan ketidakadilan dan intimidasi.
Kita tidak bisa hanya berdiam diri! Kasus ini lebih dari sekadar politik, ini tentang penghormatan terhadap ajaran agama dan keteladanan Rasulullah SAW. Tanggal 4 November, 411, telah menjadi simbol perjuangan kita dalam membela agama. Kembali, kita berdiri sebagai satu barisan umat yang tak rela agama kita diinjak-injak. Seperti yang kita lakukan di masa lalu, kita harus merapatkan barisan, berjuang demi menjaga kemuliaan Islam. Rasulullah SAW dan Siti Khadijah RA adalah sosok suci, dan tak seorang pun boleh mengotori kisah cinta mereka dengan komentar sembrono!
Kami mendesak Bawaslu agar menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Mari kita tegakkan hukum yang berlaku demi memberikan efek jera kepada siapa saja yang menghina agama. Jika Bawaslu menutup diri, kami siap menuntut transparansi dan mengawal kasus ini hingga tuntas. Ingat, ini bukan sekadar masalah politik, tetapi tentang keyakinan dan cinta umat kepada Rasulullah SAW.
“Ya Allah, hukumlah penghinaan ini! Tegakkan keadilan bagi umat, demi ketenangan negeri dan martabat agama kita!” Pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar